Suhu dan Kelembapan Rayap

Rayap memiliki habitat yang unik dalam suatu ekosistem. Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam siklus biogeochemical (dekomposer bahan organik) seperti siklus nitrogen, karbon, sulfur, oksigen dan fosfor. Mudahnya rayap beradaptasi dengan lingkungannya mengakibatkan mereka bisa ditemui di hampir semua bentuk ekosistem. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan ini diantaranya faktor lingkungan.

Aktivitas, distribusi dan pertumbuhan populasi secara umum dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan curah hujan. Perubahan terhadap faktor tersebut akan berimbas ke perubahan perilaku rayap.  Suhu sangat berpengaruh terhadap semua makhluk hidup termasuk rayap. Dikenal ada beberapa kisaran suhu sebagai berikut :

1. Suhu minimal dan maksimal yaitu kisaran suhu terendah atau tertinggi yang dapat mengakibatkan kematian pada serangga.

2. Suhu hibernasi atau estivasi yaitu kisaran suhu di bawah atau di atas suhu optimal yang menyebabkan aktivitas serangga berkurang.

3. Kisaran suhu optimum yaitu 15-38 derjat celcius. Setiap jenis rayap memiliki toleransi suhu yang berbeda. Contohnya rayap neotermes tectonae memiliki suhu optimum 22 - 33 derajat celcius.

Suhu dan kelembapan berpengaruh terhadap vegetasi yang akan mempengaruhi aktivitas  dan perilaku rayap. Rayap lebih senang berada pada sarangnya pada tengah hari sampai awal sore hari. Namun ada beberapa jenis rayap yang mampu beraktivitas pada waktu tersebut dengan syarat terdapat naungan besar yang bisa menciptakan suhu optimal.

Antisipasi rayap dalam upaya menyesuaikan dengan perubahan suhu dan kelembapan dilakukan dengan cara :

1. membangun sarang rayap yang tebal

2. Pengaturan bentuk sarang rayap

3. mempertahankan kandungan air tanah penyusun sarang rayap.

Dengan upaya tersebut suhu dan kelembapan di lingkungan tempat rayap hidup tetap terjaga dan terkendali

CV Jakarta Inti Nusa

Jasa Anti Rayap

Jl. Pulomas 2C No. 14

Jakarta Timur

Phone : 021-9604.6408

Mobile : 0813.8650.1642

Pin BB : 578b8B62