Integrated Termite
Management
Pengendalian rayap
secara terpadu berupa :
A. Chemical Barrier
System (CBS)
Pengendalian rayap
dengan sistem injeksi dan penyemprotan untuk bangunan yang belum jadi
(pre-construction) dan yang sudah jadi (post-construction).
Metode Chemical
Barrier System (CBS) ditujukan untuk :
a. Untuk bangunan yang
belum dibangun (Pre-Construction Building)
b. Untuk bangunan yang
sudah dibangun (Post-Construction Building)
Cakupan hama : Semua
Jenis Rayap Tanah (Subterranean Termites)
PROSEDUR PEKERJAAN
Prosedur pekerjaan
tersebut akan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pre- Construction
a. Foundation Treatment
(Pondasi)
Ditujukan untuk membuat
lapisan penghalang agar koloni rayap di bawah tanah tidak bisa masuk ke
bangunan melalui pondasi/lantai.
Tahapan pelaksanaannya
sebagai berikut :
i. Dilakukan
penyemprotan ke dalam galian pondasi dan dinding pondasi sebanyak + 5 liter/m2.
ii. Dilakukan
penyemprotan pada tanah urug setelah pondasi terpasang secara bertahap hingga
seluruh pondasi tertutup oleh tanah urug.
b. Soil Treatment
(Lantai tanah)
Ditujukan untuk
melindungi seluruh lantai bangunan dari kemungkinan naiknya rayap ke atas di
kemudian hari.
Tahapan pelaksanaannya
sebagai berikut :
i. Penyemprotan
dilakukan setelah proses urugan tanah selesai dan diratakan untuk membuat
lantai kerja. Penyemprotan juga bisa dilakukan saat tanah urug sudah ditimbun
dengan pasir lantai kerja.
ii. Dilakukan
penyemprotan pada lapisan teratas tanah urug pada lantai bangunan sebanyak + 5
liter/m2.
c. Wood Treatment (Kayu)
Ditujukan untuk melapisi
kayu dengan termitisida sebelum di-finishing untuk mencegah adanya serangan di
kemudian hari.
Tahapan pelaksanaannya
sebagai berikut :
i. Dilakukan
pelaburan/penyemprotan termitisida pada seluruh kusen kayu yang belum di cat
pada bangunan, sesuai tahapan pembangunan.
ii. Dilakukan
pelaburan/penyemprotan termitisida pada seluruh kayu struktur atap yaitu pada
kuda-kuda dan plafon sebelum dipasang dengan tujuan agar pelaburan/penyemprotan
dapat lebih menyeluruh.
iii. Larutan termitisida
yang akan disemprotkan pada kayu itu sebanyak 0,3 ltr/m2.
2. Post-Construction
a. Foundation Treatment
(Pondasi)
Ditujukan untuk membuat
lapisan penghalang agar koloni rayap di bawah tanah tidak bisa masuk ke
bangunan melalui pondasi/lantai.
Tahapan pelaksanaannya
sebagai berikut :
i. Dilakukan pengeboran
lantai (diameter 8 mm) pada kedua sisi dari dinding pondasi setiap 30-40 cm,
dengan 5 ltr larutan/m1 sesuai kondisi di lapangan.
ii. Larutan termitisida
kemudian diinjeksikan ke tiap lubang ±(2 liter) sehingga membentuk ikatan lapisan
penghalang di dalam tanah.
iii. Dilakukan penutupan
lubang dengan semen berwarna serupa dengan warna lantai.
b. Soil Treatment
(Lantai tanah)
Ditujukan untuk
melindungi seluruh lantai bangunan dari kemungkinan naiknya rayap ke atas di
kemudian hari.
Tahapan pelaksanaannya
sebagai berikut :
i. Penyemprotan
dilakukan setelah proses urugan tanah selesai dan diratakan untuk membuat
lantai kerja. Penyemprotan juga bisa dilakukan saat tanah urug sudah ditimbun
dengan pasir lantai kerja.
ii. Dilakukan penyemprotan
pada lapisan teratas tanah urug pada lantai bangunan sebanyak + 5 liter/m2.
c. Wood Treatment (Kayu)
Ditujukan untuk melapisi
kayu dengan termitisida sebelum di-finishing untuk mencegah adanya serangan di
kemudian hari.
Tahapan pelaksanaannya
sebagai berikut :
i. Dilakukan
pelaburan/penyemprotan termitisida pada seluruh kusen kayu yang belum di cat
pada bangunan, sesuai tahapan pembangunan.
ii. Dilakukan
pelaburan/penyemprotan termitisida pada seluruh kayu struktur atap yaitu pada
kuda-kuda dan plafon sebelum dipasang dengan tujuan agar pelaburan/penyemprotan
dapat lebih menyeluruh.
iii. Larutan termitisida
yang akan disemprotkan pada kayu itu sebanyak 0,3 ltr/m2.
B. Termite Baiting
System (TBS)
Pengendalian rayap
dengan sistem pengumpanan yang dapat menuntaskan seluruh koloni rayap di bawah
tanah.
Di Indonesia pada
umumnya ada tiga jenis rayap tanah yang paling sering menyerang bangunan antara
lain rayap tanah jenis macrotermes, microtermes, dan coptotermes. Rayap tanah
hidup dan berkembang biak optimal didalam tanah pada kedalaman 1 – 2 meter.
Rayap membangun kerajaannya dengan cara berkoloni dan hidup secara berkasta.
Kasta tertinggi adalah ratu dan raja, tentara, dan pekerja merupakan kasta
terendah. Kasta pekerja yang bertugas merawat dan memberi makan kasta-kasta
lain dalam satu koloni. Sifat transfer makanan dari rayap satu ke ribuan rayap
lainnya adalah cara kerja mereka sehingga meyebabkan kecepatan kerusakan
terhadap bahan bahan yang mengandung sellulosa seperti, kayu, kertas karpet,
kabel dll yang merupakan makanan pokok rayap. Tingkat kerusakan dan daya
jelajah dari tiga jenis rayap tanah yang paling hebat adalah jenis Coptotermes.
Berdasarkan hasil survey dan kondisi bangunan yang sudah terinfestasi rayap maka
kami merekomendasikan tindakan pengendalian dengan sistem pengumpan ( Termite
baiting system ).
Adapun keuntungan dari
TBS ini sehingga kami merekomendasikan dengan system tersebut adalah :
- Termite Baiting System tidak
akan mengganggu atau merubah struktur bangunan yang ditempati.
Dengan sistem ini tidak perlu melakukan pengeboran pada interior maupun
exterior.
- Termite Baiting System tidak
hanya membentengi bangunan dari serangan rayap, namun dapat
memusnahkan koloni rayap.
- Dapat memberikan proteksi dari
serangan rayap selama mungkin.
- System ini sangat cocok untuk
highrise building.
No comments:
Post a Comment