Saturday, May 28, 2016

BIO-EKOLOGI RAYAP

BIO-EKOLOGI RAYAP

Hingga saat ini di seluruh dunia tersebar kira-kira 2500 jenis rayap dan di Indonesia ditemukan tidak kurang dari 200 jenis rayap (Nandika et al, 2003). Dari semua jenis rayap yang ada tersebut kira-kira hanya sepuluh persen yang menimbulkan kerusakan baik pada tanaman maupun pada kayu sebagai komponen bangunan.Rayap juga merupakan satu-satunya kelompok serangga yang mampu memanfaatkan selulosa sebagai sumber makanannya. Bahan makanan ini merupakan salah satu bahan yang terbesar kelimpahannya di bumi. Selulosa dalam tubuh rayap dicerna dengan bantuan organisme simbion yang hidup di dalam saluran pencernaan nya. Organisme inilah yang menguraikan selulosa menjadi senyawa-senyawa sederhana yang mampu diserap oleh rayap. Sifat biologi rayap yang utama meliputi Trophalaksis, yaitu saling memberi makan, Kanibalistic yaitu sifat rayap yang memakan bangkai anggota koloni yang sudah mati, dan Kriptobiotic, sifat rayap yang takut dengan cahaya.
Habitat rayap terbagi menjadi rayap-rayap hidup di dalam tanah, di dalam kayu kering, di pohon-pohon hidup, atau di kayu-kayu lembab. Pada lingkungan perkotaan dua kelompok rayap yang penting adalah rayap tanah dan rayap kayu kering. Rayap tanah hidup bersarang di dalam tanah. Kelompok rayap ini di dunia dikenal sebagai kelompok subterranean termites. Kehadirannya terutama dipengaruhi oleh suhu, kelembaban tanah, tipe tanah serta vegetasi (Peter, 1996).
Tanah merupakan tempat hidup rayap, dimana tanah dapat mengisolasi rayap dari suhu dan kelembaban yang ekstrim. Keberadaan jenis rayap tertentu dapat meningkat kan kesuburan tanah, karena aktivitas rayap daapt mengubah profil tanah, mem pengaruhi tekstur tanah dan pendistribusian bahan organik. Secara umum rayap tanah menyukai tipe tanah yang mengandung liat dan tidak menyukai tanah berpasir dikarena kan tanah berpasir memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Ada beberapa jenis rayap tertentu yang hidup digurun pasir seperti Amitermes dan Psammotermes, keberadaan mereka dapat dapat meningkatkan infiltasi air.
Rayap mampu memodifikasi profil dan sifat kimia tanah sehingga menyebabkan terjadinya perubahan vegetasi. Contohnya pada sarang rayap Macrotermes cenderung lebih banyak mengandung silika sehingga hanya jenis-jenis tertentu yang dapat tumbuh disekitar dan diatas srang rayap tersebut. Suatu koloni besar Macrotermes didalam habitat savana, dapat memindahkan lebih dari satu ton vegetasi setiap tahun. Sarang rayap Macrotermes dapat mencapai ketinggian 10 meter dan berdiri sangat kokoh tidak mudah hancur oleh hujan dan angin. Didalam hutan, khususnya hutan hujan peranan rayap sangat penting sebagai dekomposer serasah dilantai hutan. Jika kita masuk kedalam hutan dataran rendah, banyak sekali kita dijumpai gumpalan-gumpalan tanah yang merupakan kotoran atau bekas makaan rayap. Rayap juga akan menghancurkan pepohonan yang tumbang sehingga akan mudah terurai oleh dekomposer yang lebih kecil lagi.
Di padang savana Arizona, dijumpai rayap jenis Heterotermes aureus, rayap tersebut mampu mengkonsumsi kayu seberat 78,9 kg/ha pertahun. Serangan rayap-rayap ini banyak dilakukan pada pohon-pohon yang mati setelah turun hujan. Hodotermes didaerah gurun Afrika Selatan berperan penting dalam siklus nutrien tanah. Dengan adanya rayap sangat mendukung pertumbuhan tanaman karena rayap membawa air ke darah tumbuh tanaman sehingga ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
Beberapa jenis rayap tanah mampu beradaptasi pada lingkungan ciptaan manusia misalnya di dalam bangunan gedung dengan memanfaatkan suhu dan kelembaban yang terdapat di dalam bangunan tersebut untuk membuat sarang-sarang antara (secondary nest). Akibat kemampuannya tersebut beberapa jenis rayap ini banyak berperan sebagai hama bangunan.Di Indonesia beberapa jenis rayap tanah yang paling berbahaya adalah dari kelompok genus Coptotermes sedangkan di negara-negara lain seperti di Amerika dari 45 jenis rayap hanya dua di antaranya berperan sebagai hama utama yaitu Reticulitermes hesperus dan R. flavipes ditambah rayap migran, yaitu C. formosanus (Tamashiro dan Yates, 2007).

Rayap tanah Coptotermes merupakan jenis yang paling sukses hidup di lingkungan perkotaan. Serangga ini dapat membentuk koloni dalam jumlah yang besar dan memiliki wilayah jelajah yang tinggi. Pendugaan jumlah individu dalam koloni dan wilayah jelajahnya dapat ditentukan dengan teknik penandaan dan penangkapan berulang. Su dan Robinson (1996) menduga dalam koloni Coptotermes formosanus yang besar diduga terdiri dari tujuh juta individu rayap dengan wilayah jelajah 3500 m2, dan dalam koloni yang kecil berjumlah 1 juta individu dengan wilayah jelajah 1300 m2. Sementara itu dalam koloni Coptotermes curvignathus dapat dijumpai lebih dari satu juta individu dengan wilayah jelajah sekurang-kurangnya 450 m2 (Nandika, et al, 2003). Berdasarkan hal tersebut, tidak mengherankan apabila dibandingkan dengan jenis rayap lainnya, rayap Coptotermes lebih berbahaya menyerang bangunan gedung. Bahkan serangannya tidak terbatas pada tipe bangunan sederhana tetapi juga mampu menyerang objek-objek serangan yang tinggi pada bangunan-bangunan bertingkat jauh di atas permukaan tanah.

Rayap Kayu

Sistem injeksi rayap, Injeksi anti rayap pada bangunan yang sedang dikerjakan

 Sistem injeksi rayap, Injeksi anti rayap pada bangunan yang sedang dikerjakan Sistem injeksi rayap, Injeksi anti rayap pada bangunan yang s...