BIO-EKOLOGI RAYAP
Hingga saat ini di seluruh dunia tersebar kira-kira 2500
jenis rayap dan di Indonesia ditemukan tidak kurang dari 200 jenis rayap
(Nandika et al, 2003). Dari semua jenis rayap yang ada tersebut kira-kira hanya
sepuluh persen yang menimbulkan kerusakan baik pada tanaman maupun pada kayu
sebagai komponen bangunan.Rayap juga merupakan satu-satunya kelompok serangga
yang mampu memanfaatkan selulosa sebagai sumber makanannya. Bahan makanan ini
merupakan salah satu bahan yang terbesar kelimpahannya di bumi. Selulosa dalam
tubuh rayap dicerna dengan bantuan organisme simbion yang hidup di dalam
saluran pencernaan nya. Organisme inilah yang menguraikan selulosa menjadi
senyawa-senyawa sederhana yang mampu diserap oleh rayap. Sifat biologi rayap
yang utama meliputi Trophalaksis, yaitu saling memberi makan, Kanibalistic
yaitu sifat rayap yang memakan bangkai anggota koloni yang sudah mati, dan
Kriptobiotic, sifat rayap yang takut dengan cahaya.
Habitat rayap terbagi menjadi rayap-rayap hidup di dalam
tanah, di dalam kayu kering, di pohon-pohon hidup, atau di kayu-kayu lembab.
Pada lingkungan perkotaan dua kelompok rayap yang penting adalah rayap tanah
dan rayap kayu kering. Rayap tanah hidup bersarang di dalam tanah. Kelompok
rayap ini di dunia dikenal sebagai kelompok subterranean termites. Kehadirannya
terutama dipengaruhi oleh suhu, kelembaban tanah, tipe tanah serta vegetasi
(Peter, 1996).
Tanah merupakan tempat hidup rayap, dimana tanah dapat
mengisolasi rayap dari suhu dan kelembaban yang ekstrim. Keberadaan jenis rayap
tertentu dapat meningkat kan kesuburan tanah, karena aktivitas rayap daapt
mengubah profil tanah, mem pengaruhi tekstur tanah dan pendistribusian bahan
organik. Secara umum rayap tanah menyukai tipe tanah yang mengandung liat dan
tidak menyukai tanah berpasir dikarena kan tanah berpasir memiliki kandungan
bahan organik yang rendah. Ada beberapa jenis rayap tertentu yang hidup digurun
pasir seperti Amitermes dan Psammotermes, keberadaan mereka dapat dapat
meningkatkan infiltasi air.
Rayap mampu memodifikasi profil dan sifat kimia tanah
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan vegetasi. Contohnya pada sarang rayap
Macrotermes cenderung lebih banyak mengandung silika sehingga hanya jenis-jenis
tertentu yang dapat tumbuh disekitar dan diatas srang rayap tersebut. Suatu
koloni besar Macrotermes didalam habitat savana, dapat memindahkan lebih dari
satu ton vegetasi setiap tahun. Sarang rayap Macrotermes dapat mencapai
ketinggian 10 meter dan berdiri sangat kokoh tidak mudah hancur oleh hujan dan
angin. Didalam hutan, khususnya hutan hujan peranan rayap sangat penting
sebagai dekomposer serasah dilantai hutan. Jika kita masuk kedalam hutan
dataran rendah, banyak sekali kita dijumpai gumpalan-gumpalan tanah yang
merupakan kotoran atau bekas makaan rayap. Rayap juga akan menghancurkan
pepohonan yang tumbang sehingga akan mudah terurai oleh dekomposer yang lebih
kecil lagi.
Di padang savana Arizona, dijumpai rayap jenis Heterotermes
aureus, rayap tersebut mampu mengkonsumsi kayu seberat 78,9 kg/ha pertahun.
Serangan rayap-rayap ini banyak dilakukan pada pohon-pohon yang mati setelah
turun hujan. Hodotermes didaerah gurun Afrika Selatan berperan penting dalam
siklus nutrien tanah. Dengan adanya rayap sangat mendukung pertumbuhan tanaman
karena rayap membawa air ke darah tumbuh tanaman sehingga ketersediaan air bagi
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
Beberapa jenis rayap tanah mampu beradaptasi pada lingkungan
ciptaan manusia misalnya di dalam bangunan gedung dengan memanfaatkan suhu dan
kelembaban yang terdapat di dalam bangunan tersebut untuk membuat sarang-sarang
antara (secondary nest). Akibat kemampuannya tersebut beberapa jenis rayap ini
banyak berperan sebagai hama bangunan.Di Indonesia beberapa jenis rayap tanah
yang paling berbahaya adalah dari kelompok genus Coptotermes sedangkan di
negara-negara lain seperti di Amerika dari 45 jenis rayap hanya dua di
antaranya berperan sebagai hama utama yaitu Reticulitermes hesperus dan R.
flavipes ditambah rayap migran, yaitu C. formosanus (Tamashiro dan Yates,
2007).
Rayap tanah Coptotermes merupakan jenis yang paling sukses
hidup di lingkungan perkotaan. Serangga ini dapat membentuk koloni dalam jumlah
yang besar dan memiliki wilayah jelajah yang tinggi. Pendugaan jumlah individu
dalam koloni dan wilayah jelajahnya dapat ditentukan dengan teknik penandaan
dan penangkapan berulang. Su dan Robinson (1996) menduga dalam koloni
Coptotermes formosanus yang besar diduga terdiri dari tujuh juta individu rayap
dengan wilayah jelajah 3500 m2, dan dalam koloni yang kecil berjumlah 1 juta
individu dengan wilayah jelajah 1300 m2. Sementara itu dalam koloni Coptotermes
curvignathus dapat dijumpai lebih dari satu juta individu dengan wilayah
jelajah sekurang-kurangnya 450 m2 (Nandika, et al, 2003). Berdasarkan hal
tersebut, tidak mengherankan apabila dibandingkan dengan jenis rayap lainnya,
rayap Coptotermes lebih berbahaya menyerang bangunan gedung. Bahkan serangannya
tidak terbatas pada tipe bangunan sederhana tetapi juga mampu menyerang objek-objek
serangan yang tinggi pada bangunan-bangunan bertingkat jauh di atas permukaan
tanah.
![]() |
Rayap Kayu |